“Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling utama dalam setahun. Karena  pada bulan tersebut Allah 
subhanahu wa ta’ala menjadikan amalan  puasa sebagai suatu kewajiban dan menjadikannya sebagai salah satu  rukun Islam yaitu rukun Islam yang keempat. Umat islam pada bulan  tersebut disyariatkan untuk menghidupkannya dengan berbagai amalan.
Mengenai  wajibnya puasa Ramadhan, Nabi 
shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ  شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ  اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَصَوْمِ  رَمَضَانَ ، وَحَجِّ البَيْتِ
”
Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tidak ada  sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah  utusan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan,  dan menunaikan haji ke Baitullah.” (
Muttafaqun ‘alaih. HR.  Bukhari no. 8 dalam Al Iman, Bab “Islam dibangun atas lima perkara”,  dan Muslim no. 16 dalam Al Imam, Bab  “Rukun-rukun Islam”)
Nabi 
‘alaihimush  shalaatu was salaam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا  وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“
Barangsiapa melakukan puasa di bulan Ramadhan karena iman dan  mengharap ganjaran dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan  diampuni.” (
Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2014  dalam  Shalat Tarawih, Bab “Keutamaan Lailatul Qadr”, dan Muslim no. 760 dalam  Shalat Musafir dan Qasharnya, Bab  “Motivasi Qiyam Ramadhan”)
Berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan sungguh merupakan nikmat besar dari  Allah. OIeh karena itu, Nabi 
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa  memberikan kabar gembira kepada para sahabat karena datangnya bulan  ini. Beliau menjelaskan keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan dan  janji-janji indah berupa pahala yang melimpah bagi orang yang berpuasa  dan menghidupkannya.
Disyariatkan bagi seorang muslim untuk  menyambut bulan Ramadhan yang mulia dengan melakukan 
taubat  nashuhah (taubat yang sesungguhnya),
 mempersiapkan  diri dalam puasa dan menghidupkan bulan tersebut dengan niat yang tulus  dan tekad yang murni.
Kiat menyambut bulan suci Rhamadan
1.    Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita  untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan  keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan  itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a.  berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma  bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya  Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami  ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
 Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan  karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila  telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu  akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam  wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan  kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan  keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan  yang engkau cintai dan ridhai.
 2.         Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang  kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya  berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan  diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai  tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan  keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada  seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan  ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam  kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah  sebagai bentuk syukur.
 3.         Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah  saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali  datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan  yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa.  Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu  neraka.” (HR. Ahmad).
 Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat  gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar  selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan  dan turunnya rahmat.
 4.         Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat  sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu,  isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan  diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
 5.         Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan.  Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam  melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan  aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap  Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad  (47): 21]
 6.         Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan  Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita  wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar  puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada  orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah  di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
 7.         Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan  kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan  kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian  kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.”  [Q.S. An-Nur (24): 31]
 8.         Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung  proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang  keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap  untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.
 9.         Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
 ·        buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat  subuh dan zhuhur.
 ·        membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan  keutamaan puasa.
 10.     Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih.  Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan  melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada  orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan  silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling  bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang  paling bermanfaat bagi orang lain.
Juga tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan  dengan mandi besar terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada  tuntunannya sama sekali dari Nabi 
shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”)  ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam  satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena  tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut  dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!
Begitu pula  tidaklah tepat menjelang Ramadhan dikhususkan untuk saling maaf  memaafkan melalui ucapan langsung, SMS, email dan lain sebagainya. Kita  boleh saja maaf memaafkan, namun setiap saat dan bukan dikhususkan hanya  pada waktu menjelang Ramadhan. Jika seseorang mengkhususkan untuk  menyambut bulan Ramadhan, ini adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya  dalam ajaran Islam.
Semoga dengan bertambahnya ilmu, kita semakin  baik dalam beramal. Semoga Allah selalu memberikan kita ilmu yang  bermanfaat, memberikan kita rizky yang thoyib dan memberi kita petunjuk..... Amin.....
wassalam __ eka_crb.